 |
Danau Kawah |
01. KAWAH IJEN
Gunung Ijen adalah sebuah gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.443 mdpl dan terletak berdampingan dengan Gunung Merapi.
Gunung Ijen terakhir meletus pada tahun 1999. Salah satu fenomena alam
yang paling terkenal dari Gunung Ijen adalah kawah yang terletak di
puncaknya. Pendakian gunung ini bisa dimulai dari beberapa tempat.
Pendaki bisa berangkat dari Banyuwangi ataupun dari Bondowoso.
Kawah Ijen adalah sebuah danau
kawah yang bersifat asam yang berada di puncak Gunung Ijen dengan
tinggi 2.443 meter di atas permukaan laut dengan kedalaman danau 200
meter dan luas kawah mencapai 5.466 Hektar. Danau kawah Ijen dikenal
merupakan danau air sangat asam terbesar di dunia. Kawah Ijen berada dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Setiap dini hari sekitar pukul 02.00 hingga 04.00, di sekitar kawah dapat dijumpai fenomena blue fire atau api biru, yang merupakan keunikan tempat ini, karena pemandangan alami ini hanya terjadi di dua tempat di dunia yaitu Islandia
dan Ijen. Dari Kawah Ijen, kita dapat melihat pemandangan gunung lain
yang ada di kompleks Pegunungan Ijen, di antaranya adalah puncak Gunung Merapi yang berada di timur Kawah Ijen, Gunung Raung, Gunung Suket, Gunung Rante, dan sebagainya. Untuk lokasi terdapat di wilayah Desa licin, jarak yang akan di tempuh menuju kawasan paltuding yaitu 31 km dari pusat kota Banyuwangi dan membutuhkan waktu 1 jam 30 menit.
02. G - LAND
 |
G - LAND |
Pantai Plengkung, atau lebih dikenal dengan nama G-Land, adalah pantai yang terletak dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Plengkung dapat dicapai selama setengah hari perjalanan darat dari Bali. Pantai Plengkung juga bisa dicapai dengan boat sewaan dari Bali. Dan pada tahun 1972, sekelompok peselancar asal Amerika Serikat
mengadakan sebuah ekspedisi untuk menuju Plengkung. Ekspedisi ini
diikuti oleh 8 kelompok surfer. Tiga di antaranya berangkat dengan boat
sewaan sedangkan 5 kelompok lainnya menempuh jalur darat. Kelompok darat
melakukan perjalanan hingga tiba di Desa Grajagan.
Dari Grajagan, mereka menempuh jarak 20 kilometer untuk sampai di
Plengkung dengan cara menyusuri perairan pantai menggunakan papan
selancar. Setelah melewatkan perjalanan yang keras dan kekurangan air
bersih (air bersih mereka kumpulkan saat hujan dan air hujan tersebut
menempel di layar boat), kelompok yang memakai boat sewaan mendarat
langsung di Plengkung. Sesaat setelah tiba, mereka mendirikan base camp
untuk keperluan peninjauan tempat surfing. Mereka ada di Plengkung
selama 10 hari.
Pantai Plengkung berlokasi di bagian tenggara Pulau Jawa, berada
dalam antartika.
Pantai Plengkung juga terletak di sisi timur Teluk Grajagan, maka dari
itu sisi kanan Pantai Plengkung memiliki ombak lebih dominan. Ombak
Panjang Plengkung berbentuk memanjang, tinggi, dan berkecepatan tinggi.
Ombak Pantai Plengkung juga membentuk tabung ombak hampir sempurna
sehingga menjadi favorit para penggila olahraga surfing.
 |
Ombak G-LAND |
gugusan pantai selatan Jawa yang berhadapan langsung dengan
Samudera Hindia, sehingga Pantai Plengkung termasuk pantai berombak
besar. Ombak besar ini dihasilkan oleh sistem bertekanan rendah yang
berasal dari selatan angin lepas pantai yang berhembus di Plengkung terjadi antara
bulan April dan September. Hal ini menyebabkan ombak paling besar
terjadi pada bulan-bulan ini. Pada waktu-waktu tersebut ombak datang
bertahap, masing-masing berlangsung selama beberapa hari, dengan rentang
beberapa hari di antara setiap ombak. Gelombang cenderung lebih besar
dan lebih baik pada saat pasang, jadi waktu yang terbaik untuk
merencanakan perjalanan surfing adalah seminggu setelah masa bulan
purnama atau bulan baru, karena pada waktu-waktu ini gelombang tinggi
terjadi selama setengah hari. Untuk lokasi G-LAND sendiri terletak di dalam Taman Nasional Alas Purwo yang jarak tempuhnya dari kota Banyuwangi kurang lebih 80 km dan waktu yang dibutuhkan 4 jam.
03. SUKAMADE
Pantai Sukamade terletak kira-kira
97 km ke arah barat daya dari kota Banyuwangi. Tepatnya berada dalam wilayah Dusun Sukamade, Desa Barongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia. Selama ribuan tahun
menjadi tempat bertelurnya kura-kura atau penyu-penyu raksasa dari
kawasan Samudera Indonesia dan Pasifik. Pantai masih menjadi bagian dari
Taman Nasional Meru Betiri.
 |
Penyu menuju laut bebas |
Pantai Sukamade ini paling diminati
oleh wisatawan mancanegara. Di pantai ini banyak dijumpai kelompok
macaca dan lutung yang sudah terbiasa dengan pengunjung. Pengunjung
dapat menikmati jalan kaki melintasi hamparan hutan hujan tropis dataran
rendah dengan akses jalan setapak. Potensi yang dapat dinikmati
sepanjang jalur ini antara lain kumpulan kelelawar besar, kijang, babi
hutan, biawak dan berbagai jenis burung termasuk elang laut.
 |
Saat bertelur |
Pada malam hari, pantai Sukamade
akan berubah menjadi surga. Satu per satu penyu akan muncul dari laut
menuju ke pantai untuk bertelur.
Pemandangan inilah yang ditunggu-tunggu
wisatawan khususnya mancanegara. Karena langka maka perlakuan untuk
mengamatinyapun harus ekstra hati-hati. Biasanya pengunjung tidak
diperbolehkan menyalakan lampu dan berbuat gaduh selama berada di
pantai. Proses penyu bertelur sendiri memakan waktu kurang lebih 3 jam
dari naik ke pantai sampai kembali lagi ke laut. Wisatawan juga dapat turut aktif dalam usaha konservasi penyu dengan
mengikuti kegiatan pelepasan tukik (anak penyu yang baru menetas) ke laut
setetah ditetaskan pada penetasan semi alami. Lokasinya berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri dengan jarak tempuh 93 km dan waktu tempuhnya kurang lebih 3 jam 40 menit dari pusat kota.
04. Sadengan Savannah.
Padang Rumput atau savana Sadengan adalah padang rumput dengan luas
80 hektar, dan merupakan padang rumput semi alami di Banyuwangi dan
masuk dalam teritori Taman Nasional Alas Purwo. Disebut padang rumput
semi alami karena keberadaan padang rumput ini tidak berlangsung secara
alami, dimana terbentuk karena kerusakan hutan sehingga membentuk
hamparan rumput yang luas.
 |
Kumpulan Rusa |
Satwa yang hidup di padang rumput ini merupakan penggabungan antara
Greezer atau satwa yang merumput di savana Sadengan, dan Browser atau
yang makan tumbuhan di dalam hutan. Berbagai spesies bisa di temukan di
padang ini seperti; Banteng (Bos javanicus),
Rusa (Cervus timorensis),
Ajag (Cuon alpinus), Kijang (Muntiacus muntjak), Babi Hutan (Sus
scrofa), Macan Tutul (Panthera pardus).
 |
Menara Pantau Sadengan Savannah |
Di Sadengan, yang berlokasi di kecamatan Tegaldlimo ini disediakan
pos pemantauan satwa dengan sebuah gubuk dengan tiga lantai. Dari sini,
wisatawan bisa melihat secara langsung satwa liar dari ketinggian. Juga,
bagi wisatawan yang hendak meneliti hewan di Sadengan, telah disediakan
penginapan khusus untuk peneliti. Lokasinya tepat berada dibelakang pos
pemantauan. Lokasi Sadengan Savannah masih terdapat di wilayah Taman Nasional Alas Purwo yang kurang lebih dapat di tempuh dengan kendaraan bermotor dengan jarak 73 km dari pusat kota Banyuwangi.
05. De - Djawatan
 |
Simbol DE - DJAWATAN |
Djawatan Benculuk
Banyuwangi merupakan sebuah bangunan tua yang dulunya digunakan untuk
pengelolaan Transportasi Kereta Api. Namun, saat ini wisata Jawatan
sudah beralih fungsi sebagai tempat wisata. Jawatan Benculuk selain
difungsikan sebagai tempat wisata juga difungsikan sebagai area resapan
air dan penimbun kayu jati yang berkualitas yang dikelola oleh Perhutani
Banyuwangi.
 |
Salah satu hutan DE - DJAWATAN |
Tempat ini menawarkan pesona pemandangan yang bagus, sangat cocok untuk dijadikan tempat hunting foto maupun background pre-wedding
dengan tema “Nature”. Saat yang tepat apabila ingin menikmati semilir
angin yang sejuk dan panorama alam Jawatan adalah pada sore hari. Karena
pada sore hari sinar matahari yang menerobos masuk melalui celah-celah
pepohonan menjadikan tempat ini tampak menakjubkan. Tak heran jika pada
sore hari selalu dipenuhi pengunjung, baik hanya sekedar duduk duduk
santai, bersepeda, dan berolahraga. Tempat wisata ini terdapat di desa benculuk kec. cluring dengan jarak tempuh 32 km dengan waktu tempuh 1 jam dari pusat kota Banyuwangi.
06. KAMPUNG OSING ( KEMIREN )
 |
Gapura Masuk Desa Osing Kemiren |
Asal mula kata Kemiren menurut para
sesepuh Desa, dahulu di Desa Kemiren saat pertama kali ditemukan, desa
tersebut masih berupa hutan dan terdapat banyak pohon kemiri dan duren (durian) sehingga mulai saat itu, daerah tersebut dinamakan “Desa Kemiren”.
Menurut sejarah masyarakat Desa Kemiren
berasal dari orang-orang yang mengasingkan diri dari kerajaan Majapahit
setelah kerajaan ini mulai runtuh sekitar tahun 1478 M. Selain menuju ke
daerah di ujung timur Pulau Jawa ini, orang-orang Majapahit juga
mengungsi ke Gunung Bromo (Suku Tengger) di Kabupaten Probolinggo, dan
Pulau Bali. Kelompok masyarakat yang mengasingkan diri ini kemudian
mendirikan kerajaan Blambangan di Banyuwangi yang bercorak Hindu-Buddha
seperti halnya kerajaan Majapahit. Kemudian masyarakat Kerajaan
Blambangan berkuasa selama dua ratusan tahun sebelum jatuh ke tangan
kerajaan Mataram Islam pada tahun 1743 M.

Desa Kemiren ini lahir pada zaman penjajahan Belanda, tahun 1830-an.
Awalnya, desa ini hanyalah hamparan sawah hijau dan hutan milik para
penduduk Desa Cungking yang konon menjadi cikal-bakal masyarakat Osing
di Banyuwangi. Hingga kini Desa Cungking juga masih tetap ada. Letaknya
sekitar 5 km arah timur Desa Kemiren. Hanya saja, saat ini kondisi Desa
Cungking sudah menjadi desa kota. Saat itu, masyarakat Cungking memilih
bersembunyi di sawah untuk menghindari tentara Belanda. Para warga
enggan kembali ke desa asalnya di Cungking. Maka dibabatlah hutan untuk
dijadikan perkampungan. Hutan ini banyak ditumbuhi pohon kemiri dan
durian. Maka dari itulah desa ini dinamakan Kemiren. Pertama kali desa
ini dipimpin kepala desa bernama Walik. Sayangnya, tidak ada sumber
jelas yang menceritakan siapa Walik. Konon dia termasuk salah satu
keturunan bangsawan. Desa ini terletak di wilayah kecamatan Glagah yang berjarak sekitar 6 km dari pusat kota banyuwangi dan membutuhkan waktu 15 menit untuk menuju desa ini.
07. PULAU MERAH
 |
Sunset Red Island |
Pantai Pulau Merah Banyuwangi,
Pantai “Kuta” bukanlah satu satunya pantai yang diminati turis
mancanegara , Saat ini Pantai Pulau Merah Banyuwangi menjadi sasaran
destinasi wisata favorit kedua bagi para wisatawan domestik maupun
asing. Hal ini tidak lain dikarenakan kebersihan dan keindahan pesona
pantai yang disuguhkan dan juga ombak yang bisa digunakan untuk surfing. Banyuwangi memang sangat kaya akan
pantai, dan hal inilah yang menjadikan Banyuwangi lebih dikenal di
dunia. Hampir setengah wilayah Banyuwangi dikelilingi Pantai, dan salah
satu pantai yang kian di lirik oleh para wisatawan adalah Pantai Pulau
Merah, sebuah Pantai yang berlokasi di ujung selatan Banyuwangi. sunset yang sangat indah. Selain pemandangan menawan yang dimiliki
nya, pantai Pulau Merah memiliki ombak yang sangat bagus setinggi 2
meter dengan panjang kurang lebih 300 meter yang dikelilingi oleh pohon
mangrove. Keamanan berwisata di Pantai pulau merah
sangat diutamakan. Terdapat petugas yang menjaga sekaligus mengamankan
apabila ada kecelakaan atau sesuatu yang tidak di inginkan, terutama
kepada mereka yang melakukan renang di Pantai. Terdapat tower setinggi 5
meter yang digunakan oleh petugas ini untuk memantau dan memastikan
keamanan keadaan di sekitarnya.
 |
Pasir Putih Red Island |
Pantai pulau merah ini memiliki pasir
putih yang terhampar luas sepanjang 3 KM. Dimana tidak jauh dari bibir
pantai tersebut Terdapat bukit kecil yang sangat cantik setinggi 200 M.
Di bagian timur, wisatawan disuguhi dengan pemandangan pegunungan.
Sedangkan di bagian barat, wisatawan disuguhi dengan pemandangan. untuk menuju ke spot Pulau merah anda akan menempuh jarak sekitar 67 km dan memakan waktu 2 jam dari pusat kota banyuwangi.
08. BANGSRING UNDERWATER
 |
Pemasangan terumbu karang baru |
Pantai Bangsring Underwater
– Indonesia memang kaya akan sumber daya alam. Hal itu terlihat dari
banyaknya tempat-tempat yang menjadi sumber penghidupan bagi manusia.
Selain hutan, ada pula harta Indonesia yang berada di bawah laut, yaitu
tumbuhan laut dan ikan laut. Salah satu tempat andalan di wisata Jawa
Timur yang terkenal dengan Negeri Blambangan ini adalah Pantai
Bangsring. Pantai ini mashur dengan pesona bawah lautnya yang memikat.
Karena ikon utama tempat ini adalah wisata bawah laut, maka Pantai
Bangsring dikenal dengan sebutan Pantai Bangsring Underwater Banyuwangi.
Wisata pantai Banyuwangi ini harus Anda hampiri di saat Anda berlibur ke Jawa Timur.
 |
Bengcengkrama dengan ikan hias di laut lepas |
Pantai Bangsring menyediakan aneka
fasilitas untuk olahraga air. Sangat pas untuk Anda pecinta aktivitas
laut. Tidak akan lengkap liburan Anda jika tidak mencoba hal-hal menarik
dari tempat ini. Tidak hanya hewan-hewan darat seperti di Taman Nasional Alas Purwo
dan Taman Nasional Baluran
saja yang Anda tengok, hewan-hewan laut juga menanti untuk Anda jamah.
Selain Pantai Bangsring Bangsring Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur ini,
ada satu lagi wisata underwater yang wajib Anda lirik, yakni Pulau Tabuhan. Hanya saja, fasilitas di sana kurang memadai. Tempat ini terletak di wilayah Wongsorejo yaitu sebelah utara kota Banyuwangidan berjarak sekitar 20 km dan dapat di tempuh dengan waktu 50 menit dari pusat kota Banyuwangi.
Tempat
- tempat
Destinasi di atas adalah baru beberapa kecil dari semua tempat yang ada di
Banyuwangi. Kami akan menunjukkan tempat yang bagus dan indah kepada anda jika anda memakai jasa dari kami.